Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Singkat Headphone Behringer HC200

Saat mendengar atau membaca nama Behringer, kita akan segera mengasosiasikannya dengan perangkat audio. Ya, Behringer merupakan sebuah brand perangkat audio asal jerman yang manufakturnya berada di Cina. Ada banyak produk yang dikeluarkan oleh brand ini, mulai dari microphone, headphone, speaker, audio interface, dan peralatan studio lainnya.

Beberapa waktu lalu saya membeli salah satu headphone produk dari brand ini juga. Tipe headphone tersebut adalah Behringer HC200. Rencananya headphone ini akan menggantikan tugas headphone lama yang sehari-hari saya gunakan untuk membantu proses editing video, mendengarkan music, dan menonton film.

Nah, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi beberapa informasi berkaitan dengan headphone Behringer HC200 ini, setelah menggunakan headphone ini beberapa hari. Yang akan saya bahas pada tulisan ini antara lain harga, spesifikasi dan pengalaman menggunakan headphone Behringer HC200 ini. Sebagai disclaimer, saya pribadi masih awam tentang dunia per-audio-an. Jadi, apa yang saya tulis di sini berdasarkan sedikit informasi yang saya himpun dari beberapa referensi. Oke, selamat membaca.




Harga, Box Kemasan, dan Isinya


Headphone Behringer HC200 ini bisa didapatkan di marketplace online dengan harga paling murah 280.000 rupiah. Ini harga paling murah yang saya temukan saat membeli headphone ini. Saat kita membeli Headphone Behringer HC200 ini, kita akan mendapakan box kemasan dengan wujud seperti di gambar. Ada gambar unit headphone-nya dan ada nama tipenya. Box kemasan masih dalam keadaan disegel kanan kiri. Dan di dalam box kemasan yang akan diperoleh adalah unit headphone-nya, converter jack dari 3,5 mm ke 6,3 mm, dan quick start guide.

isi box headphone Behringer HC200


Spesifikasi Headphone


Untuk informasi spesifikasi headphone Behringer HC200 ini, kita bisa menemukannya baik di box kemasan, quick start guide, maupun di laman resmi Behringer. Ada beberapa informasi yang dihighlight tentang spesifikasi headphone ini sebagaimana terangkum di tabel berikut ini.

Driver unit

57 mm

Impedance

64 Ω

Sensitivity

107 dB (±3 dB)

Frequency Response

20 Hz to 20 KHz

Plug

3.5 mm stereo, 6.3 mm gold plated adapter

Cable

3 m (curved cable)

weight

330 gr

Material

Plastic

Dari sekian informasi yang tercantum di tabel, sebenarnya hanya 2 poin saja yang benar-benar menjadi informasi penting bagi saya yang masih awam tentang dunia per-audio-an, yaitu ukuran driver unit dan panjang kabel.

Ini dikarenakan, saya memang berniat membeli headphone dengan upgrade yang signifikan pada 2 bagian tersebut. Headphone saya sebelumnya memiliki driver unit yang masih on ear dan kabel yang panjangnya kurang dari 2 meter. Nah, headphone Behringer HC200 ini sudah memiliki driver unit over ear dan panjang kabel 3 meter. Sebenarnya samapi disini sudah cukup pembahasan tentang spsesifikasi headphone ini.

Namun, supaya bukan upgrade gear-nya saja, tapi pengetahuan juga ikut upgrade, akhirnya saya juga mencari tahu tentang keterangan spesfikasi lain yang tercantum juga di tabel. Jadinya ada informasi tambahan nih untuk menerangkan poin spesifikasi dari headphone ini.

Driver Unit Headphone


Headphone over ear biasanya memiliki ukuran driver unit pada kisaran 40 – 58 mm. headphone Behringer HC200 yang memiliki driver unit 57 mm ini ukurannya hampir maksimal kalau menggunakan acuan tersebut. Jadi, seharusnya sudah mencukupi untuk sebagian besar pengguna headphone.

driver unit headphone Behringer HC200


Impedance, Sensitivity, dan Frequency Response


Saat kita membaca spesifikasi sebuah headphone, kita akan menemukan istilah impedance, sensitivity, dan frequency response. Untuk pengertian dan penjelasan ketiga isitilah tersebut secara mendalam, silahkan bisa cari informasinya sendiri ya di forum atau website audiophile biasanya ada. Nah, disini saya akan membahas cara memahami angka-angka yang muncul di belakang ketiganya.

Pertama, headphone ini memiliki impedance atau impedansi sebesar 64 ohms. Untuk impedansi, patokannya, semakin tinggi angka impedansi sebuah headphone, maka daya yang dibutuhkan oleh sebuah perangkat untuk mengoutputkan audio-nya ke headphone tersebut juga semakin besar. Jadi, ada headphone yang bisa digunakan oleh semua perangkat mulai dari ipod, mp3 player, HP, laptop, sampai peralatan studio dan ada yang hanya bisa digunakan oleh perangkat yang memiliki daya besar saja seperti peralatan studio. Dari beberapa sumber, headphone dengan angka impedansi 64 ohms atau di bawahnya itu bisa digunakan sebagai output perangkat media player dengan daya rendah sepertiipod, mp3 player dan HP. Jika headphone memiliki angka impedansi lebih tinggi, misal 70 ohms, headphone tersebut tidak bisa mengoutputkan audio dari perangkat media player berdaya rendah tadi. Kalaupun bisa, output audionya juga tidak optimal. Supaya bisa optimal, kita harus menggunakan eksternal amplifier untuk membantu perangkat media player tersebut.

Selanjutnya, sensitivity headphone Behringer HC200 ini adalah 107 dB (±3 dB). Sensitivity ini memiliki indicator angka berkebalikan dengan impedansi. Sebuah headphone yang sensitivity-nya semakin kecil membutuhkan daya yang semakin besar untuk menggunakannya. Patokannya, jika sebuah headphone memiliki sensitivity di bawah 100dB, diperlukan amplifier yang besar untuk membantu sebuah media player mengoutputkan audionya ke headphone ini. kalau sensitivity headphone berada di antara angka 100 – 110dB, dibutuhkan amplifier meskipun kecil. Dan jika sensitivity-nya di atas 110 dB, tidak diperlukan amplifier untuk membantu sebuah perangkat untuk mengoutputkan audionya ke headphone ini.

Terakhir, frequency rensponse. Headphone Behringer HC200 ini memiliki frequency rensponse dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Untuk frequency response, semakin luas frequency response sebuah headphone, semakin bagus kualitas detail audionya. Semakin rendah frequency-nya, kualitas bassnya semakin bagus. Semakin tinggi frequency yang bisa dijangkau, kualitas treble-nyasemakin bagus.

Cable & Plug


Seperti tadi saya sebut di depan, kabel headphone Behringer HC200 ini panjangnya 3 meter. Diameternya termasuk besar, tapi kabel tidak terlalu kaku. Kemudian, panjang 3 meter kabel ini tidak sertamerta membuat kita harus repot-repot menggulung sebagian kabel jika jarak sudah cukup. Sebagian kabelnya itu model yang ngeper seperti kabel telpon rumah.

kabel headphone Behringer HC200



Untuk plug-nya, headphone ini menggunakan gold plated jack yang bentuknya lurus. Bagian sambungan antara headphone jack dan kabel tebal dan flexible. Apalagi dengan model kabel yang ngeper, bagian ini akan jarang tertarik paksa.

jack headphone Behringer HC200



Pengalaman memakai Headphone Behringer HC200


Setelah beberapa hari menggunakan headphone Behringer HC200, ada beberapa hal yang menjadi catatan. Oh iya, headphone ini selama beberapa hari tersebut saya gunakan untuk beberpa aktivitas, yaitu mendengarkan musik, nonton film/video, dan utamanya untuk membantu saya selama proses mengedit video. Headphone ini sudahsaya coba di dua buah perangkat,yaitu laptop dan smartphone. 

Saya membagi ulasan saya tentang headphone Behringer HC200 ini menjadi 2 aspek, yaitu tingkat kenyamanan dan kualitas audio headphone.

1. Tingkat Kenyamanan


Kenyamanan yang saya maksud adalah kenyamanan baik di telinga, kepala, maupun pergerakan badan saat memakai headphone ini. Sebagus apapun kualitas audionya, jika pas dipakai tidak nyaman, saya pribadi memilih skip dari headphone semacam itu.

headphone Behringer HC200

Untuk kenyaman di telinga dan kepala, bagian headphone yang paling menentukan adalah bagian yang menempel langsung ke kepala, yaitu bantalan driver unit dan bantalan headband. Headphone ini driver unitnya punya ukuran yang besar, bagi telinga saya ini benar-benar over ear. bantalannya, baik untuk driver unit maupun headband terasa tebal dan empuk.

Bagian yang tidak menempel langsung ke kepala pun bukan tidak ikut andil. Daya cengkeram headband dan kefleksibilitasannya juga urun andil kenyamanan. Cengkeraman headphone tidak menyiksa dan bagian join yang menghubungkan driver unit dan headband yang fleksibel, ini juga mempengaruhi tingkat kenyamanan.

Kemudian, untuk kenyamanan pergerakan badan, saya merasakan peningkatan yang signifikan. Sebelumnya saya memakai headphone dengan kabel yang panjangnya tidak sampe 2 meter. Seringkali saya kabel tertarik saat saya bergerak. Nah, headphone Behringer HC200 ini memiliki kabel yang panjangnya 3 meter. Dengan begitu, pergerakan saya saat memakainya tidak terganggu oleh kabel headphone. Apalagi ada bagian kabel yang ngeper seperti ini. jadi, meski kabel headphone panjang banget, kabel tidak akan nglawer.

Namun, tetap saja ada hal yang menjadi kekurangan dari headphone Behringer HC200 ini, yaitu: bobot headphone ini yang cukup berat. Bagi sebagian orang, terutama yang terbiasa memakai eraphone atau headphone yang bobotnya ringan, perlu ada adaptasi. Dan untuk pemakaian yang ekstra lama durasinya, misal seharian penuh, saya merasakan pegel juga di daun telinga. Ya ini normal sih, karena secara bobot, headphone ini memang cukup berat.

Untuk tingkat kenyamanan, bagi saya headphone Behringer HC200 ini memenuhi ekspektasi saya yang memang ingin mendapatkan upgrade kenyamanan.

2. Kualitas Audio


Saya sudah mencoba menggunakan headphone ini untuk mendengarkan music dengan kualitas audio 12D. Untuk mendengarkan music dengan kualitas sejenis ini, headphone ini berfungsi dengan baik. Bass-nya berasa di ubun-ubun. Tapi tidak menutupi suara lainnya. Detail instrument dan vocal masih dapat. Terus, directionalnya juga akurat.

headphone Behringer HC200

Kemudian, berkaitan dengan spesifikasi headphone ini yang tadi saya sebutkan, dimana impedansi headphone ini 64 ohms yang berarti headphone ini bisa digunakan untuk perangkat media player dengan daya rendah tanpa memerlukan amplifier. Tapi spesifikasi selanjutnya, yaitu sensitivity-nya ada di angka 107 dB. Dimana headphone dengan angka sensitivity ini memerlukan amplifier, meski kecil, jika ingin digunakan pada perangkat yang berdaya rendah.

Nah, untuk mengetahui mana spesifikasi yang tepat, saya mencoba menggunakan headphone ini untuk mendengarkan audio dengan perangkat laptop dan HP. Hasilnya, sesuai spesifikasi ya. Untuk memperoleh audio pada level 30-40% pada perangkat laptop, saya harus memaksimalkan level volume jika menggunakan headphone ini dengan perangkat HP. Dari sini mungkin kita bisa menarik kesimpulan, bahwa spesifikasi headphone memang sesuai dengan yang telah diinformasikan di depan tadi. Ini terbukti, saat headphone ini digunakan pada perangkat HP, power nya tidak sekuat saat digunakan pada perangkat laptop. dengan kata lain, jika ingin memperoleh power yang lebih kuat saat digunakan pada perangkat HP, kita membutuhkan amplifier. Tapi, tanpa amplifier pun sebenarnya sudah cukup hasil audionya. Kita cukup memaksimalkan volume HP. Karena, volume 30-40% pada laptop, bagi telinga saya sudah lebih dari cukup. Bahkan jika dinaikan lagi, telinga saya malah tersiksa.

Dan jika mempertimbangkan ukuran headphone dan jenis kabel yang dimilikinya, headphone ini memang lebih nyaman digunakan saat memakai laptop atau PC dibandingan menggunakan perangkat media player portable seperti HP.

Untuk kualitas audio, bagi saya yang masih awam tentang dunia per audio an, headphone ini sudah bisa memberikan pengalaman audio yang bagi saya memuaskan.

Kesimpulan: Worth it kah untuk 280.000 rupiah?


Menurut pendapat saya, headphone Behringer HC200 ini layak untuk dibeli dengan harga tersebut. Dengan harga 280.000 rupiah sudah bisa mendapatkan haedphone dari brand yang memang memproduksi alat-alat per-audio-an, itu sudah poin tersendiri. Apalagi headphone ini juga memiliki built yang solid dan bagus. Tapi, kembali lagi ke preferensi pribadi masing-masing juga untuk keputusan beli atau tidaknya. Bagi saya yang mengharapkan headphone over ear dengan kabel yang panjang meski bobot agak berat, saya tetap menganggapnya worth it.

headphone Behringer HC200

Oke, untuk review singkat headphone Behringer HC200 seperti itu. Dan harap dimaklumi, untuk uraian tentang kualitas audio sangat terbatas. Yang saya uraikan tadi, di bagian spesfikasi, itu lebih ke teori. Karena, sekali lagi, saya sendiri awam, belum memiliki referensi audio yang cukup untuk berpanjang lebar menjelaskan deskripsi audio yang saya tangkap dari headphone ini dengan menerapkan teori-teori tadi. Jadi, jika ada di antara kalian yang juga menggunakan headphone yang sama, bisa membantu saya untuk berbagi informasi tentang headphone ini. Lalu, jika ada penjelasan yang keliru, tolong dibantu meluruskan ya.

Baik, demikian Review singkat Headphone Behringer HC200. Jika ada pertanyaan, tanggapan, koreksi, maupun apresiasi, silahkan bisa dituliskan di kolom komentar. Terima kasih telah berkunjung ke blog imajineramatir.com. Semoga tulisan ini bermanfaat.


Untuk versi videonya bisa ditonton di channel Nyicip Gadget.



Posting Komentar untuk "Review Singkat Headphone Behringer HC200"